Selasa, Agustus 26, 2008

Profil PII Sumbar

Profil

PERSATUAN INSINYUR INDONESIA (PII)

WILAYAH SUMATERA BARAT

Latar Belakang

Organisasi profesi Persatuan Insinyur Indonesia (PII) didirikan pada tanggal 23 Mei 1952 di Bandung. Organisasi ini disahkan dengan SK Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. JA5/33/15 tanggal 11 Juni 1952.

Keberadaan PII mulai dikenal masyarakat di wilayah Sumatera Barat di era 1970-an. Pada saat itu, Ir. Yanuar Muin menjabat sebagai Ketua PII Wilayah Sumatera Barat. Namun, karena PII Pusat masih melakukan pembenahan internal organisasi, maka kegiatan PII di wilayah Sumatera Barat seperti, sertifikasi profesi insinyur, belum dapat terselenggara. Usai masa kepemimpinan Ir. Yanuar Muin, kegiatan PII di wilayah Sumatera Barat juga vakum, sehingga segala kegiatan yang berkaitan dengan profesi keinsinyuran ini dilakukan dan/atau diurus di pusat (Jakarta).

Oleh karena pentingnya peran dan fungsi organisasi profesi PII, maka komunitas insinyur di Sumatera Barat mengadakan rapat pembentukan Pengurus PII Wilayah Sumatera Barat Masa Bakti 2004-2007. Hasil rapat ini dilaporkan ke PII Pusat. Berdasarkan hasil rapat ini, PII Pusat menerbitkan Surat Keputusan No. 27 A/KPP-PII/XII/2004 tentang Pengesahan Susunan dan Personalia Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia Wilayah Sumatera Barat masa bakti 2004-2007 pada tanggal 29 Desember 2004. Susunan dan Personalia Pengurus ini terdiri dari Badan Penasehat, Pengurus Harian, dan Komite. Dan, sebagai Ketuanya adalah Ir. Insannul Kamil, M.Eng.

Sejak dikeluarkannya SK ini, PII Wilayah Sumatera Barat mulai melakukan kegiatan dan program kerjanya.

Pertengahan tahun 2008, Pengurus PII Wilayah Sumatera Barat mengadakan rapat pembentukan pengurus PII Wilayah Sumbar Masa Bakti 2008-2011. Ir. Insannul Kamil, M. Eng. masih terpilih sebagai Ketua.

PII Wilayah Sumatera Barat

Anggota PII Wilayah Sumatera Barat sebanyak 615 orang dengan jumlah Insinyur Profesional (IP) sebanyak 305 orang.

Selama kurun waktu 4 tahun (dari tahun 2005 sampai dengan April 2008), PII Wilayah Sumatera Barat sudah mengadakan 7 kali (angkatan) kegiatan kursus Sertifikasi Insinyur Profesional (SIP).

Selain itu, pada tahun 2005 PII Wilayah Sumatera Barat mengadakan Sidang Dewan Insinyur yang membahas tentang RUU Keinsinyuran (Draft for Engineers Act).

PII Wilayah Sumatera Barat juga aktif dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat sesuai dengan ilmu dan keahliannya dalam profesi keinsinyuran. Kegiatan pengabdian ini berupa tindakan nyata (kegiatan fisik), advis teknis, dan kegiatan ilmiah.

Pada Maret 2007, PII Wilayah Sumatera Barat membentuk Tim Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi. Kemudian, pada Juli 2007, mengadakan simposium internasional tentang bencana alam di Indonesia: masalah dan solusi. Kegiatan simposium ini diikuti oleh 6 negara – Amerika, Perancis, Jerman, Jepang, Singapura, dan Indonesia.

Untuk menggalakkan dan meningkatkan kegiatan perbengkelan di Sumatera Barat, pada April 2008 PII Wilayah Sumatera Barat menggelar acara Pameran dan Lokakarya Komponen dan Suku Cadang Pabrik Semen. Dan, untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang pentingnya rumah tahan gempa, maka pada 11 Mei 2008, PII Wilayah Sumatera Barat mengadakan acara Talk Show di stasiun TV lokal.

Akhir Mei 2008, PII Wilayah Sumatera Barat juga dilibatkan dalam membahas rencana pembangunan kota Padang sebagai Kota Milenium (Padang Millennium City). Rancangan pembangunan Padang Millennium City ini diadakan di Sekretariat Asean dengan dihadiri utusan dari Singapura, Malaysia, dan Cina.

Prospek dan Pengembangan Profesi Keinsinyuran

Sumatera Barat terletak di bagian barat tengah Pulau Sumatera dengan luas ± 42.297,30 km², dimana 2,59% adalah luas perairannya (sungai dan danau). Jumlah penduduk pada tahun 2005 sebanyak ± 4.555.810 jiwa.

Daerah ini cocok untuk pertanian (sayur-sayuran), perkebunan (sawit dan kakao), dan perikanan (ikan air tawar dan laut).

Untuk daerah pertambangan, daerah ini juga banyak mengandung bahan galian dan tambang, seperti: batu kapur, galena, pasir besi, mangan, timah hitam, seng, emas, dan batubara.

Selain itu, Sumatera Barat juga dikaruniai dengan potensi pemandangan alam yang indah dan keunikan budayanya.

Oleh karena itu, wilayah Sumatera Barat memiliki prospek untuk proyek-proyek di bidang:

· Infrastruktur

· Industri Pertanian (Kelapa Sawit, Kakao)

· Industri Kelautan (Perikanan dan Hasil Laut)

· Cluster Industri Semen

· Pertambangan

Saat ini, diperkirakan jumlah sarjana teknik (ST) di wilayah Sumatera Barat ini sebanyak 11.000 orang. Dan, sarjana pertanian (SP) sebanyak 17. 100 orang. Setiap tahunnya, jumlah ini akan semakin meningkat (bertambah). Mereka dituntut untuk memiliki ilmu dan keahlian sesuai dengan profesinya untuk memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam dan lahan yang ada di wilayah Sumatera Barat.

Perguruan Tinggi yang menghasilkan para sarjana teknik dan pertanian adalah:

Universitas Andalas

Universitas Negeri Padang

Universitas Bung Hatta

Universitas Putra Indonesia

Universitas Ekasakti

Universitas Muhammadiyah

Institut Teknologi Padang (ITP)

Sekolah Tinggi Teknik Industri (STTIND) Padang

Akademi Manajemen Informasi dan Komputer (AMIK) INDONESIA Padang

Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Susunan Kepengurusan PII Wilayah Sumatera Barat Periode 2008-2011

Ketua : Ir. Insannul Kamil, M.Eng, IPM

Sekretaris : Ir. Iskandarsyah

Bendahara : Ir. Emnu Azamri, SH, MM

Wakil Ketua : Ir. Is Prima Nanda

Wakil Ketua : Ir. Benny Wendri, MM

Wakil Ketua : Ir. Reri Tanjung, MM

Wakil Ketua : Ir. Librina Sabri, IPP

Wakil Ketua : Dr. Ir. Feri Arlius, MS

Wakil Ketua : Ir. Yurnalisman Syam, MM

Sekretariat PII Wilayah Sumatera Barat

Jl. Medan No. 12 B Wisma Indah, Siteba, Padang

Telp./Fax. (021) 444733

0 komentar: